Jumat, 06 Juni 2008

ARTIKEL PENGEMBANGAN ORGANISASI


TRADISI “MEMINTA PETUNJUK ATASAN”
DALAM BIROKRASI

“Saya hanya pesan satu: jangan menjadi sama dengan mereka” ujar seorang direktur kepada seorang anak muda yang baru direkrutnya menjadi salah seorang junior manager. Yang disebut “mereka” adalah orang-orang lama yang sangat patuh pada tradisi. Setiap organisasi memilki keunikan tradisi tersendiri, seperti halnya dengan birokrasi.
Salah satu tradisi dalam birokrasi yang masih sangat kental adalah kabiasaaan untuk meminta peunjuk kepada atasan atau memberikan petunjuk kepada bawahan, patuh, berkata manis dan selalu butuh persetujuan dari orang lain. Ada beberapa alasan mengapa budaya meminta petunjuk masih terjadi dalam birokrasi yaitu: pertama, hanya sekedar menunjukan kesopanan kepada jabatan yang lebih tinggi. Kedua, superioritas atasan. Bawahan terpaksa meminta petunjuk kepada atasan karena atasannya menghendaki demikian. Namun, atasan yang dimintai petunjuk sering melupakan tradisi sopan santun tersebut dan membiarkan dirinya terperangkap dengan memberi petunjuk sungguhan.
Melihat tradisi yang demikian, untuk melakukan perubahan, kita sendiri bingung harus memulai dari mana. Reformasi birokrasi yang kita idam-idamkan masih sebatas membongkar peraturan,bukan mengubah perilaku atau tradisi. Ada pandangan yang mempercayai bahwa semua perilaku dibentuk oleh peraturan. Tetapi pandangan tersebut hanya dapat berlaku pada kondisi negara yang sedang stabil, tenang dan teratur.
Dengan melalui Re-Code, tradisi tersebut dapat diubah. Re-Code bukan sekedar membangun peraturan, tetapi membentuk nilai-nilai dengan membebaskan tiap individu dari berbagai belenggu kebiasaaan, atasan, budaya memberi pengarahan, organisasi dan cara berfikir. Jadi sifatnya lebih manajerial dan praktis daripada kompromi politik yang kurang realistis. Tugas akhirnya adalah mengubah cara berfikir dengan mengembalikan esensi terbentuknya birokrasi, yaitu untuk melayani kepentingan rakyat.
Semua perlu diintegrasikan untuk mewujudkan birokrat baru. Namun, pembaruan memerlukan harapan. Dan harapan tersebut harus dapat diberikan melalui hasil-hasil nyata yang cepat memberi hasil, sementara hasilnya butuh waktu (reformasi) harus terus dikerjakan. Beban tersebut ada dipundak para pemimpin dengan mengajak tiap birokrat kembali berfikir, bukan dengan memberi petunjuk. Petunjuk hanya dilakukan oleh seorang yang frustasi bahwa bawahannya bodoh. Konsep Re-Code menandaskan bahwa apa yang kita fikirkan adalah baik jika kita sendiri yang mengerjakannya. Kita pikirkan sesuatu, kita mengenal medan yang kita hadapi, dan kita tahu kapasitas kita. Setiap orang yang sehat, berpendidikan, dan telah melewati porses tertentu pasti punya ide dan tahu apa yang bisa dikerjakan. Bayangkan apa jadinya jika semua yang dikerjakan birokrat bukan hal yang sesungguhnya mereka mengerti, mampu dilakukan, apalagi mereka sukai. Itulah yang terjadi dalam birokrasi kita sekarang ini, tidak jelas, tidak pasti dan tidak realistis.
SITI FATIMAH
F1B006052

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger